Cincin Kawin |
Saat hubungan sudah semakin serius, pasangan pun bersiap
menentukan langkah selanjutnya. Ada yang memilih bertunangan atau malah
langsung menikah. Mereka yang memilih bertunangan dulu, bisa jadi
bertanya-tanya, apa yang membedakan cincin pertunangan dengan cincin pernikahan
nantinya?
Dalam budaya barat, ketika seorang pria melamar wanita kemudian dia setuju untuk menikah dengannya, saat itu pulalah cincin tunangan disematkan ke jari tangan wanita. Sedangkan si pria pada umumnya tidak mengenakan cincin tunangan.
Di Indonesia sendiri ada dua cara berbeda. Ada pasangan yang sama-sama menyematkan cincin tunangan saat acara lamaran atau tukar cincin yang disaksikan oleh masing-masing keluarga. Ada pula cincin tunangan yang hanya dikenakan oleh wanita saja. Cincin tunangan ini memiliki makna sebagai simbol keterikatan atau komitmen untuk tetap bersama-sama hingga hari pernikahan dan untuk menunjukkan pada orang lain bahwa dirinya tak lama lagi akan menikah.
Di negara barat seperti Amerika, cincin tunangan biasanya dikenakan para wanita di jari manis tangan kiri. Cincin bisa terbuat dari emas, perak, atau platina yang bertahtakan berlian berukuran sedang hingga besar di tengahnya. Pemilihan berlian sebagai bebatuan yang paling sering diletakkan pada cincin tunangan ini melambangkan sebuah batu paling berharga dan dipercaya tak akan habis dimakan zaman.
Sedangkan cincin kawin adalah cincin yang diberikan oleh pria kepada wanita dan sebaliknya, wanita kepada pria saat melangsungkan upacara pernikahan. Fungsinya sebagai simbol pengikat janji sehidup-semati. Cincin kawin umumnya memiliki desain polos tanpa hiasan berlian besar dan terbuat dari emas atau perak, namun kini banyak pula pasangan yang meletakkan batu berlian pada cincin kawinnya.
Karakter utama cincin kawin yang menjadi pembeda utama dengan cincin tunangan adalah tidak adanya berlian berukuran besar yang diletakkan di tengah-tengah cincin. Bentuk berlian biasanya lebih kecil, tidak menonjol, dan hanya bersifat sebagai pemanis.
Dalam budaya barat, cincin kawin juga dikenakan pada jari manis tangan kiri. Oleh karena itu banyak pengantin wanita yang melepas cincin tunangan mereka dan memindahkannya sementara ke jari manis tangan kanan selama upacara pernikahan agar sang mempelai pria dapat dengan mudah menyematkan cincin kawin di jarinya. Barulah setelah selesai upacara, mereka mengembalikan lagi cincin tunangan ke jari tangan kiri. Berbeda dengan di Indonesia yang mengenakan cincin kawin di jari manis tangan kanan.
Kini muncul sebuah tren baru yang disebut dengan stacking atau penumpukkan. Para pengantin wanita memilih untuk mengenakan kedua cincin bersamaan pada jari tengah dan jari manis. Sebagian lainnya menyatukan atau menumpuk kedua cincin tersebut menjadi satu dengan cara dipatri dan dikenakan bersamaan pada satu jari.
Dalam budaya barat, ketika seorang pria melamar wanita kemudian dia setuju untuk menikah dengannya, saat itu pulalah cincin tunangan disematkan ke jari tangan wanita. Sedangkan si pria pada umumnya tidak mengenakan cincin tunangan.
Di Indonesia sendiri ada dua cara berbeda. Ada pasangan yang sama-sama menyematkan cincin tunangan saat acara lamaran atau tukar cincin yang disaksikan oleh masing-masing keluarga. Ada pula cincin tunangan yang hanya dikenakan oleh wanita saja. Cincin tunangan ini memiliki makna sebagai simbol keterikatan atau komitmen untuk tetap bersama-sama hingga hari pernikahan dan untuk menunjukkan pada orang lain bahwa dirinya tak lama lagi akan menikah.
Di negara barat seperti Amerika, cincin tunangan biasanya dikenakan para wanita di jari manis tangan kiri. Cincin bisa terbuat dari emas, perak, atau platina yang bertahtakan berlian berukuran sedang hingga besar di tengahnya. Pemilihan berlian sebagai bebatuan yang paling sering diletakkan pada cincin tunangan ini melambangkan sebuah batu paling berharga dan dipercaya tak akan habis dimakan zaman.
Sedangkan cincin kawin adalah cincin yang diberikan oleh pria kepada wanita dan sebaliknya, wanita kepada pria saat melangsungkan upacara pernikahan. Fungsinya sebagai simbol pengikat janji sehidup-semati. Cincin kawin umumnya memiliki desain polos tanpa hiasan berlian besar dan terbuat dari emas atau perak, namun kini banyak pula pasangan yang meletakkan batu berlian pada cincin kawinnya.
Karakter utama cincin kawin yang menjadi pembeda utama dengan cincin tunangan adalah tidak adanya berlian berukuran besar yang diletakkan di tengah-tengah cincin. Bentuk berlian biasanya lebih kecil, tidak menonjol, dan hanya bersifat sebagai pemanis.
Dalam budaya barat, cincin kawin juga dikenakan pada jari manis tangan kiri. Oleh karena itu banyak pengantin wanita yang melepas cincin tunangan mereka dan memindahkannya sementara ke jari manis tangan kanan selama upacara pernikahan agar sang mempelai pria dapat dengan mudah menyematkan cincin kawin di jarinya. Barulah setelah selesai upacara, mereka mengembalikan lagi cincin tunangan ke jari tangan kiri. Berbeda dengan di Indonesia yang mengenakan cincin kawin di jari manis tangan kanan.
Kini muncul sebuah tren baru yang disebut dengan stacking atau penumpukkan. Para pengantin wanita memilih untuk mengenakan kedua cincin bersamaan pada jari tengah dan jari manis. Sebagian lainnya menyatukan atau menumpuk kedua cincin tersebut menjadi satu dengan cara dipatri dan dikenakan bersamaan pada satu jari.